Slide 1

Berbagai macam moda pembelajaran

Slide 2

Literasi

Slide 3

Kegiatan Pramuka

Slide 4

Kerucut Pengalaman

Slide 5

Pembelajaran Aktif

Sabtu, 16 April 2016

4 Subtansi Perbaikan Kurikulum 2013

 Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
Kurikulum 2013 mengalami perubahan atau perbaikan. Perbaikan ini bertujuan salah satunya untuk memudahkan pihak pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di dalam pembelajaran. Secara singkat penulis mencoba untuk menjelaskan 4 substansi perbaikan kurikulum 2013.
1. Koherensi KI/KD dan Penyelarasan Dokumen
Koherensi ini terdiri dari koherensi vertikal dan koherensi horizontal. Koherensi vertikal adalah kesinambungan cakupan dan urutan KD sejak kelas I SD sampai dengan kelas XII SMA/SMK/MA. Sedangkan koherensi horizontal adalah keselarasan cakupan dan urutan KD antar mata pelajaran. Perbaikan ini terutama banyak terjadi pada mata pelajaran matematika dan bahasa indonesia.
Penyelarasan dokumen merupakan keselarasan antara dokumen KI/KD, silabus, dan buku. Selama ini banyak yang kurang sinkron antara ketiga komponen tersebut. Di bawah ini ada contoh silabus kimia terbaru.
2. Penataan Kompetensi Sikap Spritual dan Sosial
Pada mata pelajaran pendidikan agama-budi pekerti dan PPKN, pembelajaran sikap spiritual dan sosial dilaksanakan melalui pembelajaran langsung dan tidak langsung. Pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan menggunakan pengetahuan peserta didik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan proses berpikir secara saintifik. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung, yang disebut dengan dampak pembelajaran (instructional effect).
Kemudian untuk kedua mata pelajaran ini KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 disusun secara koheren dan linier dengan KD pada KI-3 dan KD pada KI-4. Sedangkan untuk mata pelajaran lain, pembelajarannya merupakan pembelajaran tidak langsung dengan KD pada KI-1 dan KD pada KI-2 dirumuskan secara umum dan terakumulasi menjadi satu KD pada KI-1 dan satu KD pada KI-2. Pembelajaran tidak langsung ini berarti pembelajarannya tidak dirancang dalam silabus dan RPP, namun dikondisikan menghasilkan dampak pengiring (nurturant effect) selama proses pembelajaran langsung. Pembelajaran tidak langsung ini dapat dilakukan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah. Sehingga pada akhir penilaian sikap baik spiritual mau pun sosial di rapor dibuat dalam bentuk deskriptif. Contoh penataannya seperti di bawah ini.
  
3. Penataan Kompetensi yang Tidak Dibatasi Oleh Pemenggalan Taksonomi Berpikir
Perubahannya pada taksonomi berpikir yang selama ini untuk SD sampai berpikir memahami, SMP menerapkan, SMA mencipta. Maka untuk kurikulum perubahan ini tingkat berpikir tersebut tidak dibatasi, bisa saja untuk SD sampai pada tingkat mencipta. 
4. Pemberian Ruang Kreatif Kepada Pendidik dalam Mengimplementasikan Kurikulum
Pemberian ruang kreatif disini tercakup dalam tiga hal, pertama silabus yang dibuat oleh pemerintah merupakan salah satu model untuk memberikan inspirasi, guru dapat mengembangkan sesuai dengan konteks yang relevan. Silabus yang sekarang hanya terdiri dari tiga komponen, yakni KD, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran dan selebihnya pendidik yang berkreasi. Kedua, dalam pembelajaran tematik (khusus SD) guru dapat mengembangkan tema atau sub tema sesuai dengan konteks yang relevan. Ketiga, bahwa pada proses pembelajaran 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan) bukanlah prosedur atau langkah-langkah atau pendekatan pembelajaran. Namun 5M merupakan kemampuan proses berpikir yang perlu dilatih secara terus menerus melalui pembelajaran agar peserta didik terbiasa berpikir secara saintifik.

Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi pendidik untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 secara baik di dalam pembelajarannya masing-masing. Salam, "Maju Bersama, Hebat Semua".

Sumber: 
Panduan Penilaian SMA
Presentasi Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum 2013

Rabu, 06 April 2016

Cerita Tentang Otak

Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh hemoestasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf di dalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi, ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Kalau kita kaitkan dengan pembelajaran, maka dapat kita lihat otak tersebut seperti pada pemaparan berikut.



Minggu, 03 April 2016

Kata - Kata Bijak dalam Mendidik Siswa


Minggu, 13 Maret 2016

Contoh Sertifikat Hasil Ujian Nasional SMA Tahun 2016

Sertifikat Hasil Ujian Nasional untuk tahun pelajaran 2015/2016 ini berbeda formatnya dengan SHUN  tahun pelajaran sebelumnya. Perbedaan ini terutama dari penggolongan nilai hasil ujian nasional yang berupa kategori sangat baik (>85 - 100), baik (>70 - kurang atau sama 85), cukup (>55 - kurang atau sama 70), kurang (kurang atau sama dengan 55). Kemudian juga ada penjelasan capaian setiap kompetensi siswa untuk 6 mata pelajaran yang diujikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar SHUN:
Gambar Capaian Kompetensi Siswa:

Rabu, 09 Maret 2016

Pedoman Penilaian Kurikulum 2013 SMA Terbaru

Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
A.       Penilaian Sikap
1.         Pengertian Penilaian Sikap
Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku siswa sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Penilaian sikap memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda. Dalam hal ini, penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian dan membina perilaku serta budi pekerti siswa sesuai butir-butir  sikap pada KD pada KI1 dan KI2.
Penilaian sikap  spiritual dan sikap sosial dilakukan secara berkelanjutan oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penanaman sikap diintegrasikan pada setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Selain itu, dapat dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman (peer assessment) dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi hasil penilaian sikap oleh guru. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam bentuk deskripsi yang menggambarkan perilaku siswa.
2.      Indikator Penilaian Sikap
a.        Sikap Spiritual
Penilaian sikap spiritual dilakukan dalam rangka mengetahui perkembangan sikap siswa dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan butir-butir nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap spiritual yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lain tidak selalu dapat diturunkan secara langsung dari KD pada KI-1, melainkan dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum.
Berikut ini contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan; (2) menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya; (3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan; (4) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa; (5) mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri; (6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu; (7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha; (8) menjaga lingkungan hidup di sekitar sekolah; (9) memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa; (10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa Indonesia; (11) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
b.        Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial siswa dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sikap sosial dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.
Indikator KD dari KI-2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dirumuskan dalam perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut. Sementara indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara umum. Sebagai contoh: tidak menyontek dalam ujian, mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
Disamping itu, pada mata pelajaran tertentu pada KD tertentu, dapat dikembangkan indikator yang secara spesifik sesuai dengan karakteristik KD pada mata pelajaran tersebut. 

Minggu, 31 Januari 2016

43 MODEL PEMBELAJARAN



 Oleh:
Adi Saputra, M.Pd
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan Model Pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berikut ini 43 model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Namun model-model ini bukan lah sesuatu yang kaku masih dapat ditambah atau digabung beberapa  model dalam satu kali pertemuan. Di samping itu juga model-model ini kita terapkan tergantung dengan karakteristik mata pelajaran, waktu, sarana prasarana, intake siswa, dan faktor lainnya yang sesuai dengan kondisi di satuan pendidikan masing-masing. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat.

1.              PICTURE AND PICTURE
Langkah-langkah :
1.         Menyajikan materi sebagai pengantar
2.         Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
3.         Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
4.         Menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
5.         Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
6.         Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7.         Kesimpulan/rangkuman.

2.             DEMONSTRATION
Model ini digunakan khusus untuk materi yang memerlukan peragaan atau percobaan.
             Langkah-langkah :
1.         Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.         Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan.
3.         Siapkan bahan atau alat yang diperlukan.
4.         Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
5.         Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
6.         Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan
7.         Guru membuat kesimpulan.

3.             EXPLICIT INTRUCTION
Merupakan model pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan  dengan pola selangkah demi selangkah. Model  ini dikembangkan oleh  Rosenshina & Stevens tahun 1986.
Langkah-langkah :
1.         Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2.         Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3.         Membimbing pelatihan
4.         Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5.         Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

4.              PENAMPILAN ACAK
Model ini merupakan pengembangan dari penulis sendiri untuk memaksimalkan atau melihat kemampuan siswa di dalam pembelajaran. Selain itu juga dapat menghidupkan suasana kelas.
Langkah-langkah:
1.            Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.            Menyajikan materi.
3.            Memberikan contoh.
4.            Mengecek pemahaman dengan cara siswa tampil menjelaskan konsep atau mengerjakan soal. Siswa yang tampil secara acak (misalnya melihat tanggal hari itu, maka siswa yang tampil sesuai dengan tanggal yang dicocokkan dengan nomor urut di daftar hadir di kelas).
5.            Seandainya siswa tidak bisa menjelaskan atau mengerjakan soal, maka siswa diminta untuk menampilkan kebolehannya di depan kelas (misal menyanyi, dll).
6.            Guru menyimpulkan.

5.              EXAMPLES NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD.
Langkah-langkah :
1.         Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.         Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/LCD.
3.         Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar.
4.         Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
5.         Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.         Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7.         Kesimpulan.