Oleh:
Adi Saputra, S.Pd, M.Pd
Pembelajaran di kelas
cerdas istimewa merupakan kegiatan nyata dalam mengimplementasikan kurikulum yang telah didiferensiasikan. Aspek- aspek
yang berkaitan
dengan pembelajaran
penting dibicarakan
diantaranya
adalah model pembelajaran. Pembelajaran untuk siswa cerdas istimewa Barbe dan
Renzulli menyarankan sebagai berikut:
1.
Membentuk
pengalaman
belajar
sesuai dengan rasa ingin tahu
alamiah siswa dengan menghadapkan pada masalah-masalah yang relevan
dengan kebutuhan, tujuan dan minat siswa.
2.
Memperkenankan
siswa untuk ikut
serta dalam menyusun
dan merencanakan kegiatan-kegiatan belajar.
3.
Memberi pengalaman dari kehidupan nyata yang meminta peran serta
aktif siswa dan mengembangkan kemampuan yang diperlukan
untuk itu.
4.
Sedapat mungkin guru bertindak sebagai penyampai informasi dan
tidak
memaksa
memberi pengetahuan yang belum siap diterima oleh
siswa.
5.
Mengusahakan agar
program
belajar cukup
fleksibel untuk
mendorong siswa melakukan penyelidikan, percobaan, dan penemuan
sendiri.
6.
Mendorong dan menghargai inisiatif, keingintahuan dan menguji, serta membangun orisinalitas.
7.
Membiarkan
siswa belajar
dari
kesalahannya dan
menerima akibatnya selama tidak berbahaya atau membahayakan.
Selanjutnya metode pengajaran bagi siswa cerdas istimewa yang disarankan oleh para ahli pendidikan bermacam-macam, namun
menurut
Akbar metode pembelajaran yang
paling sesuai adalah metode
pembelajaran yang
berorientasi pada cara
berpikir
induktif,
divergen
dan evaluatif.
Hafalan pada pembelajaran
di
program kelas
cerdas istimewa sejauh mungkin dicegah dengan memberikan tekanan pada tehnik yang berorientasi pada penemuan dan pendekatan induktif.
Sesuai
dengan
karakteristik
siswa
berbakat intelektual,
maka
guru
harus
menggunakan metode-metode yang
banyak memberi kesempatan
kepada
siswa agar
mereka
dapat
aktif berpikir, dapat menemukan masalah
dan
memecahkannya,
melakukan
percobaan- percobaan
dan penelitian ilmiah, menyusun laporan dan sebagainya.
Kitano mencontohkan metode-metode yang dapat
digunakan untuk mengajar siswa berbakat intelektual sebagi berikut :
1. Independent
study, ialah
memberikan
kesempatan yang luas
kepada siswa
gifted untuk mengerjakan
aktifitas
tertentu seperti melalukan proyek riset.
2. Memberikan kesempatan maju dengan cepat dan kesempatan untuk mempelajari unit
pelajaran yang
lebih tinggi,
yaitu
memberi
kesempatan untuk
mengusahakan aktivitas belajar baru dan menghindarkan
kebosanan
karena pengulangan terhadap
keterampilan
yang
sebenarnya sudah dikuasainya.
3. Mempraktekkan
tingkat proses berpikir tinggi,
yaitu
kegiatan belajar yang menuntut analisis, sintesis, dan cara berpikir divergen.
4. Pelibatan
pembicara
tamu, yaitu
mengundang
pembicara tamu dengan tujuan memperkaya informasi yang berkaitan dengan topik
yang
ada
pada
kurikulum.
5.
Mentors, ialah kegiatan belajar dimana seseorang
yang lebih tinggi
keahliannya melakukan diskusi dan bekerja dalam lapangan interes yang
menarik kedua belah pihak. Mungkin mentor dapat memberikan kesempatan bekerjasama dalam bentuk memberikan
bacaan, ide-ide dan melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas ilmiah.
6. Pemberian materi yang lebih tinggi.
Pembelajarn atau kegiatan belajar mengajar di kelas cerdas istimewa dari beberapa pendapat di atas mencerminkan suatu kegiatan belajar yang
berpusat pada siswa. Model
atau metode yang digunakan lebih mendorong siswa untuk mandiri, kreatif dan melakukan proses berpikir tingkat tinggi
secara
intensif. Siswa didorong
untuk
mempelajari sesuatu
secara mendalam dan luas namun tetap
sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Apalagi sesuai dengan tuntutan kurikulum
2013 yang menerapkan pembelajaran saintifik dengan penilaian autentik, maka
model atau metode yang dapat digunakan antara lain adalah model inquiri, discovery, problem base learning, dan project base learning.
Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut
kategori faktual, konseptual, prosedural, dan
metkognitif. Pada pengetahuan faktual dan konseptual dapat dipilih discovery
learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat dipilih project
based learning dan problem based learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan
kompetensi dasar dari KI-4. Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery
learning dan problem based learning, sedangkan pada keterampilan
konkrit dapat dipilih project based learning.
3. Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap
yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2).
Dimensi pengetahuan dapat dibagi menjadi 4, yaitu:
1.
Fakta,
yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh,
atau diamati.
2.
Konsep,
merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep
merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan.
3.
Prinsip,
merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan.
4.
Prosedur,
merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan
prinsip.
Dimensi Pengetahuan
/Kegiatan Pembelajaran
|
Fakta
|
Konsep
|
Prinsip/ Prosedur
|
Metakognitif
|
Mengamati
|
Ö
|
|||
Menanya
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
|
Mencoba/Mengumpulkan
Informasi
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
|
Mengasosiasi
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Mengomunikasikan
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
a.
Model Inquiri
Tujuan:
Model ini bertujuan memperoleh
dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk
mencari jawaban atau menyelesaikankan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan
masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.
Langkah
pembelajaran
1. Penyajian fenomena
2. Melakukan observasi
3. Merumuskan masalah
4. Mengajukan hipotesis
5. Mengumpulkan data
6. Menganlisis data
7. Menyimpulkan
Langkah
|
Mengamati
|
Menanya
|
Mencoba
|
Mengasosiasi
|
Mengomuni-kasikan
|
Penyajian fenomena
|
√
|
||||
Melakukan observasi
|
√
|
||||
Merumuskan masalah
|
√
|
||||
Mengajukan hipotesis
|
√
|
||||
Mengumpulkan data
|
√
|
||||
Menganlisis data
|
√
|
||||
Menyimpulkan
|
√
|
√
|
b.
Model Discovery
Tujuan:
Model pembelajaran ini bertujuan mengarahkan peserta didik untuk memahami
konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada suatu kesimpulan, mendorong peserta didik untuk dapat mengidentifikasi
apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri kemudian
mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang peserta didik ketahui dan
pahami dalam suatu bentuk akhir yang terkait dengan penggunaan proses mental
peserta didik untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Langkah pembelajaran
1. Menciptakan stimulus/rangsangan (Stimulation)
2.
Menyiapkan pernyataan masalah (Problem Statement)
3.
Mengumpulkan data (Data
Collecting)
4.
Mengolah data (Data
Processing)
5.
Memverifikasi data (Verrification)
6.
Menarik kesimpulan (Generalisation)
Langkah
|
Mengamati
|
Menanya
|
Mencoba
|
Mengasosiasi
|
Mengomuni-kasikan
|
Stimulation
Pemberian Stimulus
|
√
|
√
|
|||
Problem Satatement
(Identifikasi Masalah)
|
√
|
√
|
√
|
||
Data Callecting
Mengumpul-kan Data
|
√
|
||||
Data Processing
Mengolah Data
|
√
|
||||
Verification
Menguji Hasil
|
√
|
||||
Generalization
Menyimpulkan
|
√
|
√
|
c.
Model Problem Base Learning
Tujuan:
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui
berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Langkah pembelajaran
1. Mengorientasi peserta didik pada
masalah
2.
Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
3.
Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
4.
Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya
5.
Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah
Langkah
|
Mengamati
|
Menanya
|
Mencoba
|
Mengasosiasi
|
Mengomuni-
kasikan
|
Orientasi masalah
|
√
|
√
|
√
|
||
Pengorganisasian
Kegiatan
|
√
|
||||
Bimbingan
Penyelidikan
|
√
|
||||
Mengembangkan dan
Menyajikan Hasil
|
√
|
||||
Analisis dan
Pemecahan Masalah
|
√
|
d.
Model Project Base Learning
Tujuan:
Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta
didik dalam melakukan
insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui investigasi nya, membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai
subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta
didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang
bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Langkah pembelajaran
1. Menyiapkan pertanyaan atau
penugasan proyek
2.
Mendesain perencanaan proyek
3.
Menyusun Jadwal
4.
Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
5.
Menguji hasil
6.
Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Langkah
|
Mengamati
|
Menanya
|
Mencoba
|
Mengasosiasi
|
Mengomuni-
kasikan
|
Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
|
√
|
√
|
|||
Mendesain perencanaan proyek
|
√
|
||||
Menyusun Jadwal
|
√
|
||||
Memonitor kegiatan dan
perkembangan proyek
|
√
|
||||
Menguji hasil
|
√
|
||||
Mengevaluasi
kegiatan/pengalaman
|
√
|
√
|
0 comments:
Posting Komentar